Pembahasan
POTENSI
DIRI Dalam KEWIRAUSAHAAN
- A. Pengertian Potensi Diri
Potensi diri merupakan kemampuan, kekuatan, baik
yang belum terwujud maupun yang telah terwujud, yang dimiliki seseorang, tetapi
belum sepenuhnya terlihat atau dipergunakan secara maksimal. Jadi kalau
dihubungkan dengan kewirausahaan berarti kemampuan, kekuatan yang dimiliki
seseorang dalam berusaha atau melakukan suatu usaha..
Secara umum, potensi
dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
- Kemampuan dasar, seperti tingkat intelegensi, kemampuan abstraksi, logika dan daya tangkap.
- Etos kerja, seperti ketekunan, ketelitian, efisiensi kerja dan daya tahan terhadap tekanan.
- Kepribadian, yaitu pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan, serta kebiasaan seseorang, baik jasmaniah, rohaniah, emosional maupun sosial yang ditata dalam cara khas di bawah aneka pengaruh luar.
Menurut “Howard
Gardner”, potensi yang terpenting adalah intelegensi, yaitu sebagai
berikut:
- Intelegensi linguistik, intelegensi yang menggunakan dan mengolah kata-kata, baik lisan maupun tulisan, secara efektif. Intelegensi ini antara lain dimiliki oleh para sastrawan, editor, dan jurnalis.
- Intelegensi matematis-logis, kemampuan yang lebih berkaitan dengan penggunaan bilangan pada kepekaan pola logika dan perhitungan.
- Intelegensi ruang, kemampuan yang berkenaan dengan kepekaan mengenal bentuk dan benda secara tepat serta kemampuan menangkap dunia visual secara cepat. Kemampuan ini biasanya dimiliki oleh para arsitek, dekorator dan pemburu.
- Intelegensi kinestetik-badani, kemampuan menggunakan gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan. Kemampuan ini dimiliki oleh aktor, penari, pemahat, atlet dan ahli bedah.
- Intelegensi musikal, kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan dan menikmati bentuk-bentuk musik dan suara. Kemampuan ini terdapat pada pencipta lagu dan penyanyi.
- Intelegensi interpersonal, kemampuan seseorang untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, motivasi, dan watak temperamen orang lain seperti yang dimiliki oleh seseorang motivator dan fasilitator.
- Intelegensi intrapersonal, kemampuan seseorang dalam mengenali dirinya sendiri. Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan berefleksi (merenung) dan keseimbangan diri.
- Intelegensi naturalis, kemampuan seseorang untuk mengenal alam, flora dan fauna dengan baik.
- Intelegensi eksistensial, kemampuan seseeorang menyangkut kepekaan menjawab persoalan-persoalan terdalam keberadaan manusia, seperti apa makna hidup, mengapa manusia harus diciptakan dan mengapa kita hidup dan akhirnya mati.
Potensi diri
sebaiknya dikembangkan dengan cara berusaha dengan keras. Karena potensi ini
tidak akan berpengaruh bila kita tidak berusaha untuk mengembangkan dan
mewujudkanya.
Sifat
Seorang Wirausaha
Seoarang wirausaha
agar selalu bertahan dalam kewirausahaan harus memiliki sifat-sifat seperti
berikut:
- 1. Percaya Diri.
Wataknya : Keyakinan,
kemandirian, individualitas, optimisme.
- 2. Berorientasikan Tugas dan Hasil.
Wataknya:Kebutuhan
akan prestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan,
memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan emiliki inisiatif.
- 3. Pengambil Resiko.
Wataknya : Memiliki
kemampuan mengambil resiko dan suka pada tantangan
- 4. Kepemimpinan.
Wataknya : Bertingkah
laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran
dan kritik yang membangun.
- 5. Keorisinilan.
Wataknya : Memiliki
inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan
bisnis yang luas.
- 6. Berorientasi ke Masa Depan.
Wataknya : Persepsi
dan memiliki cara pandang/ cara pikir yang berorientasi pada masa depan.
- 7. Jujur dan tekun.
Wataknya : Memiliki
keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja
- 8. Berjiwa besar
Setiap hal yang
dilakukan tak jarang akan berakibat pada kegagalan. Namun jika Anda memiliki
jiwa wirausaha, seharusnya hal ini tidak akan membuat Anda merasa kalah.
Justru, semangat Anda terpacu untuk maju dan berusaha lebih baik lagi.Ketika
ide Anda ditolak, atau misalnya ada karyawan baru yang dinilai lebih aktif,
maka Anda harus berjiwa besar dan justru menjadi semangat Anda untuk maju,dan
mencari ide yang lebih kreatif yang lain untuk suatu masalah yang lain
pula.Pantang menyerah dan terus usaha,itu kunci Anda untuk sukses.
Dari daftar ciri dan
sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap seorang
wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:
- A. Disiplin
Dalam melaksanakan
kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi.Arti
dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap
tugas dan pekerjaannya.
Ketepatan yang
dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas
pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya.
Ketepatan terhadap
waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Sifat sering menunda
pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat
seorang wirausahawan meraih keberhasilan.
Kedisiplinan terhadap
komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan
komitmen tersebut.Wirausahawan harus taat azas. Hal tersebut akan dapat
tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem
kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan
yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan
sistem kerja.
- B. Komitmen Tinggi
Komitmen adalah
kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap
dirinya sendiri maupun orang lain.
Dalam melaksanakan
kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komimten yang jelas, terarah
dan bersifat progressif (berorientasi pada kemajuan).Komitmen terhadap dirinya
sendiri dapat dibuat dengan mengidentifikasi cita-cita, harapan dan
target-target yang direncanakan dalam hidupnya.
Sedangkan contoh
komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan
prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai
dengan harga produk yang ditawarkan, problem solving bagi masalah konsumen, dan
sebagainya.
Seorang wirausahawan
yang teguh menjaga komitmennya terhadap konsumen, akan memiliki nama baik
(goodwill) di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan
mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat
sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang
diharapkan.
- C. Jujur
Kejujuran merupakan
landasan moral yang terkadang dilupakan oleh seorang wirausahawan.Kejujuran
dalam berperilaku bersifat kompleks.
Kejujuran mengenai
karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai
promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purna jual yang dijanjikan
dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk
yang dilakukan oleh wirausahawan.
- D. Kreatif dan Inovatif
Untuk memenangkan
persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang
tinggi.
Daya kreatifitas
tersebut sebaiknya adalah dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan
gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama
ini di pasar.
Gagasan-gagasan yang
kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu.Justru
seringkali ide-ide jenius yang memberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia
usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya
mustahil.
Namun,
gagasan-gagasan yang baikpun, jika tidak diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari, hanya akan menjadi sebuah mimpi.
Gagasan-gagasan yang
jenius umumnya membutuhkan daya inovasi yang tinggi dari wirausahawan yang
bersangkutan.
Kreativitas yang
tinggi tetap membutuhkan sentuhan inovasi agar laku di pasar.
Inovasi yang
dibutuhkan adalah kemampuan wirausahawan dalam menambahkan nilai guna/nilai
manfaat terhadap suatu produk dan menjaga mutu produk dengan memperhatikan
“market oriented” atau apa yang sedang laku dipasaran. Dengan bertambahnya
nilai guna atau manfaat pada sebuah produk, maka meningkat pula daya jual
produk tersebut di mata konsumen, karena adanya peningkatan nilai ekonomis bagi
produk tersebut bagi konsumen.
- E. Mandiri
Seseorang dikatakan
“mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa
adanya ketergantungan pihak lain dalam mengambil keputusan atau bertindak,
termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak
lain.
Kemandirian merupakan
sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan.Pada prinsipnya
seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan
usahanya.
- F. Realistis
Seseorang dikatakan
Realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan
berpikir yang rasionil dalam setiap pengambilan keputusan maupun
tindakan/perbuatannya.Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi,
namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut
tidak realistis, obyektif dan rasionil dalam pengambilan keputusan bisnisnya.
Karena itu dibutuhkan
kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/sumbang saran yang
ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.
Tipe
kepribadian dalam Kewirausahaan
Ada 9 Tipe
Kepribadian wirausaha yaitu:
1.The Improver.
Kita memiliki
kepribadian ini jika kita menjalankan bisnis dengan menonjolkan gaya improver
alias ingin selalu memperbaiki. Kita menggunakan perusahaan yang kita miliki
untuk memperbaiki dunia.Improver memiliki kemampuan yang kokoh dalam
menjalankan wirausaha.Mereka juga memiliki intergritas dan etika yang tinggi.
Personality Alert:
Waspadai sifat kita yang cenderung menjadi perfeksionis dan terlalu kritis
terhadap karyawan dan pelanggan.
2. The Advisor.
Tipe kepribadian
wirausaha seperti ini bersedia memberikan bantuan dan saran tingkat tinggi bagi
para pelanggannya. Motto dari advisor ini yaitu pelanggan adalah benar dan kita
harus melakukan apa saja untuk menyenangkan mereka.
Personality Alert:
Seorang advisor bisa jadi terlalu fokus pada kebutuhan bisnis mereka dan
pelanggan, sehingga cenderung mengabaikan kebutuhan mereka sendiri dan
bisa-bisa malah cape hati sendiri. Contoh Entrepreneur: John W. Nordstrom,
pendiri Nordstorm.
3. The Superstar.
Inilah wirausaha yang
pusatnya dikelilingi oleh kharisma dan energi tinggi dari Sang CEO Superstar.Wirausaha
dengan kepribadian seperti ini biasanya membangun usaha mereka dengan personal
brand mereka sendiri.
Personality Alert:
Wirausaha dengan tipe ini bisa menjadi terlalu kompetitif dan workaholics.
4. The Artist.
Kepribadian wirausaha
seperti ini biasanya senang menyendiri tapi memiliki kreativitas yang
tinggi.Mereka biasanya sering kali ditemukan di bisnis yang membutuhkan
kreativitas seperti ada perusahaan periklanan, web design, dll.
Personality Alert:
Wirausaha tipe ini bisa jadi terlalu sensitif terhadap respon pelanggan kita,
walaupun kritik dari mereka bersifat membangun.
5. The Visionary.
Sebuah usaha yang
dibangun oleh seorang visioner biasanya berdasarkan visi masa depan dan
pemikiran pendirinya. Anda memiliki keingintahuan yang tinggi untuk mengerti
dunia di sekeliling Anda dan akan membuat rencana untuk menghindari segala
macam rintangan.
Personality Alert:
Seorang visioner bisa jadi terlalu fokus pada mimpi mereka dan kurang berpijak
pada realitas. Dan jangan lupa, menyertai visi kita dengan melakukan tindakan
nyata.
6. The Analyst.
Jika kita menjalankan
bisnis sebagai seorang analis, perusahaan kita biasanya memfokuskan pada
penyelesaian masalah dalam suatu cara sistematis. Seringkali berbasis pada ilmu
pengetahuan, keahlian teknis atau komputer, seorang analis perusahaan biasanya
hebat dalam memecahkan masalah.
Personality Alert:
Hati-hati dengan kelumpuhan analisa. Bekerjalah dengan mempercayai orang lain.
7. The Fireball.
Sebuah usaha yang
dimiliki oleh si Bola Api ini biasanya dioperasikan dengan penuh hidup, energi
dan optimisme.Pelanggan merasa perusahaan kita dijalankan dengan tingkah laku
yang menyenangkan.
Personality Alert:
Kita bisa jadi berkomitmen yang berlebihan terhadap tim kita dan bertingkah
laku terlalu impulsif. Seimbangkan keimpulsivan kita dengan rencana bisnis.
8. The Hero.
Kita memiliki kemauan
dan kemampuan yang luar biasa dalam memimpin dunia dan bisnis kita melalui
segala macam tantangan.Kita adalah inti dari kewirausahaaan dan bisa
mengumpulkan banyak perusahaan besar.
Personality Alert:
Terlalu mengumbar janji dan menggunakan taktik kekuatan penuh untuk mendapatkan
sesuatu dengan cara kita tidak akan berhasil dalam jangka waktu panjang. Untuk
menjadi sukses, percayailah keterampilan kepemimpinan kita untuk menolong orang
lain menemukan jalan mereka.
9. The Healer.
Jika kita adalah
seorang ‘penyembuh’, kita bersifat pengasuh dan penjaga keharmonisan dalam
usaha kita.Kita memiliki kemampuan bertahan yang luar biasa dan keteguhan
disertai dengan ketenangan dari dalam.Personality Alert: Karena sifat perhatian
kita dan kepenyembuhan kita dalam menjalankan usaha, Kita bisa jadi menghindari
realitas di luar sana dan selalu terlalu berharap. Gunakan skenario perencanaan
untuk persiapan datangnya masalah.
Dengan mengetahui 9
tipe kepribadian dalam menjalankan sebuah usaha, kita bisa lebih terarah dalam
membangun bisnis . Tapi yang tak kalah pentingnya adalah pengetahuan mengenai
seluk beluk bisnis itu sendiri, termasuk bagaimana cara memasarkannya.
Kesimpulan
- Potensi diri dalam kewirausahaan adalah kemampuan, kekuatan diri baik yang telah terwujud maupun belum yang dimiliki setiap pribadi dalam hal melakukan suatu usaha.
- Sifat bagi seorang wirausaha ada percaya diri, orientasi pada tugas dan hasil, pengambil resiko, kepemimpinan, keorisinilan, orientasi ke masa depan, jujur dan tekun, dan berjiwa besar.
- 9 Tipe Kepribadian wirausaha yaitu:The Improver, The Advisor, The Superstar, The Artist, The Visionary , The Analyst, The Fireball, The Hero, The Healer.
·
1
Meningkatkan Potensi Terhadap Diri Sendiri
·
·
Kekuatan keyakinan (Saddhā Bala) yang dimiliki oleh setiap orang
menjadi dasar untuk melakukan segala aktivitas sehari-hari. Saddhā Bala
mempunyai peranan penting dalam mengerjakan sesuatu. Dengan memiliki Saddhā
Bala maka setiap orang mempunyai rasa percaya diri dalam berwirausaha. Kekuatan
keyakinan dan rasa percaya diri dapat meningkatkan potensi terhadap diri setiap
orang. Potensi yang dimiliki akan memudah dalam berwirausaha, seperti dapat
menciptakan produk-produk baru, mengelola, serta memasarkannya, sehingga usaha
dapat tumbuh dan berkembang.
·
Seorang wirausaha perlu memiliki saddhā bala karena dapat
meningkatkan potensi diri. Dalam berwirausaha rasa percaya diri dan saddhā bala
harus dikembangkan, karena hal ini dapat meningkatkan potensi yang dimiliki.
Apabila potensi yang dimiliki telah meningkat, maka dapat berwirausaha
dengan baik dan mendapatkan kesuksesan. Dengan mempunyai rasa kepercaya
diri dan memiliki saddhā bala seorang wirausaha akan mengetahui potensi
diri yang dimiliki. Dengan mengenali potensi diri maka dapat menyalurkan bakat
dan minat yang dimiliki untuk mengembangkan usahanya. Potensi diri yang
dimiliki dapat memudahkan seorang wirausaha dalam hal menciptakan produk-produk
baru sehingga usaha yang dijalankan dapat meningkat. Saddhā bala serta rasa
percaya diri yang dimiliki seorang wirausaha dapat meningkatkan potensi diri
dan memacu untuk terus menggali potensi yang ada dalam diri untuk mengembangkan
usahanya. Dalam berwirausaha potensi perlu dimiliki dan dikembangkan, karena
potensi sangat berperan penting dalam berwirausaha. Potensi dapat ditingkatkan
melalui pengembangan saddhā bala.
·
Seorang dalam menjalankan atau membuka usaha dalam berwirausaha
tentunya memiliki suatu keyakinan bahwa usaha yang dijalankan akan berhasil
atau mendapatkan kesuksesan. Kekuatan keyakinan (Saddhā bala) yang dimiliki
harus dikembangkan, karena hal ini akan membawa manfaat yaitu dapat
meningkatkan rasa percaya diri. Dengan percaya rasa percaya diri potensi yang
dimiliki akan semakin meningkat. Dalam berwirausaha apabila potensi yang dimiliki
dapat meningkat dan berkembang maka akan memudahkan setiap orang dalam
menjalankan usahanya.
·
Dalam berwirausaha apabila Saddhā bala dikembangkan
potensi yang dimiliki akan semakin meningkat. Dengan memiliki saddhā
terhadap Buddha, Dhamma, Jalan Mulia Berunsur Delapan, saṅgha potensi yang
dimiliki akan semakin meningkat. Menjalankan wirausaha setiap orang memiliki
keyakinan terhadap diri sendiri, namun hal ini potensi akan lebih meningkat
bila memiliki suatu saddha terhadap Jalan Mulia Berunsur Delapan. Dalam
berwirausaha apabila seseorang memiliki suatu saddhā terhadap Jalan Mulia
Berunsur Delapan (pandangan benar, pikiran benar, perkataan benar, perbuatan
benar, penghidupan benar, upaya benar, perhatian benar dan kosentrasi benar)
akan memudahkan dalam berwirausaha karena potensi yang dimiliki akan meningkat.
Memiliki saddhā terhadap pandangan benar maka dalam berwirausaha akan
membuat seorang menjalakan usahanya dengan benar. Memiliki saddhā bala terhadap
pandangan benar maka secara tidak langsung akan memiliki pikiran benar.
Memiliki pikiran benar dalam berwirausaha dapat meningkatkan potensi yang
dimiliki sehingga dapat mengembangkan usaha yang dijalakan dan mencapai
keberhasilan. Dengan memiliki saddhā terhadap Jalan Mulia Berunsur Delapan
dapat memperoleh keberhasilan serta membuat rasa percaya diri dan potensi
yang dimiliki meningkat.
·
Berwirausaha setiap orang harus
mengembangkan saddhā bala karena hal ini dapat meningkat potensi yang
dimiliki. Potensi harus dikembangkan dalam berwirausaha. Potensi yang ada dalam
diri sendiri sangat menentukan setiap orang menuju keberhasilan. Dengan
memperkuat dan mengembangkan saddhā yang dimiliki maka potensi yang dimiliki
dapat meningkat. Apabila potensi yang dimiliki telah meningkat, potensi akan
terus digali sehingga dapat meningkatkan usaha yang dijalankan. Dengan demikian
wirausaha dapat menciptakan produk-produk serta memasarkannya
·
·
2
Memiliki Semangat Kerja
·
·
Pada dasarnya setiap orang memiliki semangat dalam menjalankan
hidup. Dengan mengembangkan kekuatan semangat (viriya bala) yang ada
dalam dirinya, maka akan terus bekerja dan selalu konsekuen. Viriya bala akan
menimbulkan semangat dalam bekerja. Hal tersebut sangat berguna bagi seorang
untuk melakukan wirausaha, sehingga usaha yang dijalankan berhasil.
·
Memiliki keuletan dan ketekunan dalam berwirausaha akan memperoleh
hasil yang maksimal. Dengan memiliki semangat kerja setiap orang tidak akan
menelantarkan usaha yang dijalankan, melainkan selalu berpikir dan berkarya
untuk mengembangkan demi kemajuan usaha.
·
Keuletan dan ketekunan dalam bekerja sangat dibutuhkan. Seperti
dalam berwirausaha, seorang wirausaha memiliki ketekunan, keuletan dalam
melakukan pekerjaan, maka usahanya akan mendapatkan hasil yang lebih baik.
Pada umumnya seorang wirausaha mempunyai tujuan yaitu untuk memenuhi
kebutuhan hidup dan usaha yang dijalankan akan berhasil. Dengan tujuan tersebut
seorang wirausaha selalu beroreientasi pada tugas, laba, dan selalu memiliki
jiwa kreatif dan inovasi untuk menciptakan produk-produk baru, hal ini seorang
wirausaha harus memiliki kekuatan semangat (viriya bala) dalam bekerja.
Dengan memiliki dan mengembangkan kekuatan semangat (viriya bala) untuk
bekerja seorang wirausaha akan selalu tekun, teliti dalam memulai, mengelola
dan menyelesaikan pekerjaan.
·
Dalam berwirausaha kekuatan semangat (viriya bala) harus
dikembangkan hal ini merupakan salah satu faktor posif dalam bekerja. Dengan
memiliki dan mengembangkan viriya bala seorang wirausaha akan selalu mencari peluang-peluang
untuk memasarkan produknya. Viriya bala apabila dikembangkan secara
berkelanjutan membuat seorang wirausaha terus berkarya dengan menampilkan
produk-produk yang lebih bermutu. Selain hal itu jugaa akan memperoleh manfaat
yaitu memiliki kreativitas dan inovasi untuk mengembangkan usahanya.
Semangat dalam menjalankan tugas maka seorang wirausaha dapat mencapai tujuan
yang ditentukan. Semangat dalam menyusun rencana serta semangat dalam
menjalankan program tersebut, maka akan membuat usaha yang dijalankan
memperoleh kesuksesan.
·
Viriya bala apabila dikembangkan dapat
mengatasi kejenuhan dan kebosenan dalam bekerja. Menjalankan wirausaha setiap
orang harus mempunyai semangat yang tinggi. Dalam berwirausaha setiap orang
harus mengembangkan viriya bala sehingga tidak mempunyai rasa malas, kurang
berusaha untuk menampilkan, memperbarui, menciptakan produk-produk baru. Dengan
viriya bala yang dimiliki maka setiap oarang terus berkaya untuk memperbaruhi
produk-produk baru untuk dipasarkan.
·
Viriya bala jika dikembangkan akan memiliki semangat bekerja. Seperti
salah satu pengusaha di Indonesia Bob Sadino dengan memiliki semangat
dalam bekerja selalu menekuni usaha pertenakan dan pangan. Bob Sadino dengan
memiliki kekuatan semangat (viriya bala) dapat mengembangakan usaha
pertenakan ayam dan mengelola perkebunan sayur mayur. Selalu tekun, rajin
dengan usaha yang dijalankan, Bob Sadino dapat mengembangkan usaha pertenakan
dan pangan. Sehingga memiliki jaringan usaha Kemfood, Kemchick dan menjadi
pemilik tunggal super market Kemchicks.
·
Pengusaha Bob Sadino dalam berwirausaha
memiliki dan mengembangkan Viriya bala. Bob Sudino dengan memiliki viriya
membuka usaha sehingga usaha yang dijalankan mendapatkan kesuksesan.
Bob Sudino membuka usaha pertenakan ayam, awalnya hanya memelihara 50
ayam pemberian dari temannya. Pertama Bob Sudino despresi dengan kegagalan
hidupnya, namun setelah menerima pemberian 50 ayam dari temannya dan
memiliki Viriya untuk melakukan usaha pertenakan. Bob Sudino dengan istri
dalam memelihara ayamnya dengan penuh viriya (semangat) sehingga pertenakan
menjadi berkembang. Selain pertenakan, Bob Sudino berwirausaha dalam bidang
pangan. Dengan mengembangkan viriya bala, Bob Sudino memiliki jaringan usaha
Kemfood dan Kemchick.
·
Bob Sudino dalam berwirausaha mengembangkan
kekuatan semangat (viriya bala) sehingga dapat meraih kesuksesan
hingga memiliki beberapa jaringan usaha. Dengan viriya bala Bob Sudino
selalu menjalakan usahanya dengan tekun, rajin, terus berkarya dan tidak
mempunyai rasa bermalas-malasan. Bob Sudino tidak pernah mempunyai rasa bosan,
jenuh dalam menjalankan usahanya. Dalam usaha pangan Bob Sudino bekerjasama
dengan petani sayur didaerah tertentu. Dengan Viriya bala Bob Sudino selalu
menekuni usaha hingga mencapai keberhasilan yang luar biasa.
·
·
3
Fokus Terhadap Usaha Yang Ditekuni
·
·
Kekuatan kesadaran (sati bala) dan kekuatan kosentrasi
(samādhi bala) yang dimiliki setiap orang akan membawa manfaat. Dengan
mengembangkan sati bala dan samādhi bala setiap orang akan lebih fokus terhadap
usaha yang ditekuni. Fokus terhadap usaha yang ditekuni maka usaha yang
dijalankan dapat berkembang. Memiliki sati bala dan samādhi bala seorang
wirausaha tidak akan mengabaikan pekerjaan yang sedang dijalankan. Dengan fokus
terhadap usaha yang ditekuni dapat mengatasi kendala-kendala dalam
berwirausaha. Seorang wirausaha selalu berusaha mengembangkan samādhi bala maka
mempunyai kemantapan batin dan kemantapan dalam berpikir sehingga selalu fakus
terhadap usaha yang dijalankan.
·
Menjalankan pekerjaan selalu kosentrasi dan selalu sadar terhadap
pekerjaan yang dilakukan. Seperti seorang wirausaha dalam mengembangkan usaha
diperlukan kosentrasi dan sadar, waspada, menggingat terhadap pekerjaan yang
dilakukan. Sadar terhadap pekerjaan yang dijalankan dan selalu
konsentrasi, maka seorang wirausaha akan fokus terhadap usaha yang ditekuni.
Seorang wirausaha fokus terhadap usaha yang ditekuni maka tidak akan
terpengaruh dengan pekerjaan lainnya. Dengan fokus dan selalu menekuni usaha
yang dijalankan maka mempunyai kemantapan terhadap usaha yang dijalankan,
sehingga tidak mudah untuk berpindah-pindah terhadap usahanya yang lain. Selalu
fokus terhadap usaha yang dijalankan, mudah untuk mengetahui peluang sehingga
produk-produk yang dihasil dapat segera dipasarkan.
·
Mengembangkan kekuatan kesadaran (sati bala) dalam melakukan
wirausaha maka akan lebih fokus terhadapat usaha yang dijalakan karena selalu
menginggat usaha yang dijalankan saat ini. Dengan mengembangkan sati bala
setiap orang akan memperoleh manfaat yaitu selalu mengingat, sadar dan waspada
terhadap usaha yang dijalankan. Sati bala apabila dikembangkan seseorang
dalam berwirausaha maka akan memperhatikan keuangan dalam perusahaan, sehingga
dapat mengontrol pemasukan dan pengeluaran. Selalu fokus usaha yang dijalankan
sehingga dapat mengerti dan memahami hal-hal mana yang belum
diselesaikan.
·
Mengembangkan kekuatan kosentrasi (samādhi bala) dalam
berwirausaha maka memiliki kemantapan usaha yang dijalankan saat ini. Pada umumnya
setelah mengembangkan samādhi akan memperoleh ketenagan batin dan pandangan
terang. Apabila samādhi bala dikembangkan seseorang dalam menjalakan wirausaha
akan mempunyai kemantapan batin dan kemantapan pikiran untuk menjalakan usaha
yang telah didirikan. Ketenangan batin yang diperoleh dari mengembangkan
samādhi membawa manfaat yaitu lebih fokus dalam menjalakan usaha. Dengan
mempunyai kemantapan, baik kemantapan batin dan kemantapan pikiran maka seorang
wirausaha akan selalu fokus terhadap usaha yang dijalankan.
·
Memiliki sati bala dan samādhi bala membuat
seoarang wirausaha fokus terhadap usaha yang dijalankan. Seperti Sudhamek A.W.S
seorang Presiden direktur Garuda Food dengan mengembangkan sati bala dan
samādhi bala usaha yang dipimpin dapat berhasil. Dengan fokus terhadap usaha
yang dijalankan dapat mengetahui mengetahui peluang yang ada. Sudhamek A.W.S
dalam menjalankan usaha fokus terhadap distribusi serta pemasaranya sehingga
penjualan dapat berkembangkan.
·
Sudhamek A.W.S dalam memimpin Garuda Food
selalu fokus terhadap usaha yang dijalankan sehingga mendapatkan kesuksesan.
Garudafood yang dipimpin Sudhamek A.W.S memiliki dua ratus item produk-produk,
serta berkembang menjadi delapan perusahaan dan kurang lebih mempunyai dua
puluh ribu karyawan. Hal tersebut dapat diperoleh karena Sudhamek A.W.S
selalu fokus terhadap pekerjaan yang dijalankan. Sudhamek A.W.S selalu
mengembangkan sati bala dan samādhi bala sehingga dalam menjalankan selalu
mengontrol, mengingat hal-hal yang perlu diperbaiki. Serta memiliki kemantapan
batin dan kemantapan pikiran terhadap perusahaan yang dijalankan.
·
Sudhamek A.W.S dalam menjalankan perusahaan
Garuda Food hingga mencapai keberhasilan. Hal ini dilakukan Sudhamek A.W.S
dengan selalu perhatian dan waspada serta mengontrol perusahaan, sehingga
selalu fokus terhadap sistem distribusi. Dengan distribusi yang lancar dan
bagus, maka konsumen tidak akan kecewa. Sudhamek A.W.S selalu fokus terhadap
usaha yang dijalankan sehingga produk-produk Garuda Food menguasai pasar nasional,
selain itu produk-produk garuda food diekspor dalam beberapa negara
seperti: Hongkong, Malasiya dan Korea. Sudhamek A.W.S selalu fokus terhadap
hal-hal yang bersangkutan dalam pekerjaan perusahaan. Sudhamek A.W.S memiliki
kemantapan pikiran dan memiliki kemantapan batin. Sehingga selalu fokus
terhadap hal-hal yang bersangkutan dengan perusahaan hingga mencapai
keberhasilan.
·
·
4
Bijaksana dalam Bekerja.
·
·
Kekuatan kebijaksanaan (paññā bala) dimiliki oleh setiap orang.
Kebijaksanaan apabila dikembangkan oleh setiap orang maka akan mendapatkan
manfaat yaitu bijaksana dalam bekerja. Bijaksana dalam berkerja dapat
mengetahui mana yang bermanfaat serta tidak bermanfaat. Bijaksana dalam
berkerja seperti seorang wirausaha dalam mengambil resiko dilakukan secara
bijaksana, sehingga resiko yang diambil tidak menyebabkan kerugian. Bijaksana
dalam berwirausaha yaitu dengan mengambil resiko tidak tergesa-gesa melainkan
dipertimbangkan secara kritis. Selain hal tersebut, seorang wirausaha dalam
menjalankan usaha mendapatkan saran, pendapat, dengan bijaksana akan memikirkan
terlebih dahulu pendapat dan saran dari pihak lain.
·
Bijaksana dalam berwirausaha tidak akan merugikan orang lain.
Seorang yang bijaksana dalam bekerja selalu mengambil langkah-langkah yang baik
untuk mengembangkan usahanya. Bijaksana dalam mencari peluang untuk
memasarkan produk-produk barunya sehingga tidak merugikan pihak
lain.
·
Kebijaksanaan sangat dibutuhkan dalam menjalankan berbagai
pekerjaan. Seperti dalam berwirausaha, seorang wirausaha harus mempunyai
kebijaksanaan. Kebijaksanaan sangat diperlukan, karena dalam menjalankan suatu
usaha pasti mendapatkan pendapat atau saran dari pihak lain. Dengan
memiliki kebijaksanaan seorang wirausaha tidak langsung menerima saran,
pendapat dari orang lain melainkan harus mencari kebenarannya, dan berpikir
secara realitis apakah nanti bermanfaat bagi kemajuan usahanya. Dalam berwirausaha
suatu pengambilan resiko pasti dialami, dengan memiliki kebijaksanaan seorang
wirausaha akan mengambil resiko dengan penuh pertimbangan tidak tergesa-gesa,
sehingga usaha yang dijalankan dapat tumbuh dan berkembang.
·
Mengembangkan paññā bala dalam berwirausaha
dapat meningkatkan kebijaksanaan dalam bekerja. Dalam berwirausaha apabila
mempunyai kebijaksanaan dalam memimpin perusahaan maupun dalam bekerja maka
akan membuat perusahaan yang dipimpinnya akan lebih tumbuh dan bekembang.
Seorang wirausaha apabila dalam bekerja mengembangkan paññā bala maka akan
memiliki kebijaksanaan dalam bekerja. Kebijaksanaan dalam berwirausaha dapat
dilihat dari merencanakan, menyusun program-program untuk kemajuan usahanya,
disini kebijaksanaan yang dimiliki berperan penting dalam mengambil
keputusan, pengambilan resiko akan lebih memperkecil suatu kegagalan.
Menggunakan paññā dalam pengambilan resiko maka lebih mengetahui bahwa
keputusan yang akan diambil membawa manfaat bagi perusahaannya atau tidak,
karena dengan memiliki kebijaksanaan seorang tersebut memiliki pandangan benar
dan pikiran benar.
·
Memiliki pikiran benar serta pandangan benar maka telah memiliki paññā,
dengan pikiran benar dan pandangan benar seorang wirausaha akan selalu
bertindak secara benar dalam mempimpin karyawannya. Mengembangkan pikiran
benar serta pandangan benar maka dapat memperoleh paññā. Dengan paññā yang
dimiliki wirausaha yang dijalankan akan lebih tumbuh dan berkembang.
Berwirausaha Paññā perlu dimiliki, dengan pañña akan timbul suatu pengetahuan
sehingga dalam mengambil langkah, keputusan serta menyusun rencana tersusun
dengan rapi dan benar.
·
Kekuatan bijaksana (paññā bala) yang
dikembangkan membuat Ciputra meraih kesuksesan. Dalam mengembangkan usaha
Ciputra menggunakan kebijaksanaan sehingga proyek usaha Jaya Group berhasil.
Dengan memiliki kekuatan (paññā bala) selalu membangun Taman Impian Jaya Ancol
(TIJA) dengan secara bijaksana dalam menambah fasilitas di TIJA. Dengan
menerapkan Pañña bala proyek yang dijalankan Ciputra berhasil dan dapat tumbuh
serta bekembang.
·
Ciputra pengusaha Taman Impian Jaya Ancol
(TIJA) meraih sukses dalam usahanya. Sebelum meraih kesuksesan Ciputara
mengalami kegagalan dalam usahanya. Krisis pada tahun 1997 Ciputra
mengalami suatu kegagalan dalam mempimpin tiga group: Jaya group, Metropolitan
group dan Ciputra group. Namun, dengan bijaksana mengetahui bahwa dalam dunia
usaha kalu tidak mengalami keberhasilan pasti mengalami kegagalan. Ciputra
selalu mempunyai prinsip dalam bekerja bahwa selama bekerja selalu semangat dan
berbuat benar, pasti akan ada jalan keluarnya dalam menjalakan usaha.
Ciputra sangat bijaksana dalam memimpin kurang lebih empat belas ribu
karyawan. Dalam membangun fasilitas yang baru untuk perkembangkan Taman
Impian Jaya Ancol (TIJA) sangat direncakan secara serius. Dengan membangun
tempat-tempat hiburan terlebih dahulu Ciputra secara bijaksana menyusun
langkah-langkah tertentu, sehingga usaha yang dijalankan dua puluh tahun
kemudian dapat berkembang seperti sampai saat ini. Hal tersebut karena tidak
lepas dari Ciputra yang selalu mempunyai pikiran benar dan pandangan benar dan
mempunyai prinsip dalam menjalakan usaha.
·
Pikiran benar serta pandangan benar yang
dikembangkan oleh Ciputra dapat digunakan dalam mengembangkan usaha. Mempunyai
dua hal tersebut sehingga memiliki kebijaksanaan. Kebijaksanaan yang dimiliki
Ciputra dalam bekerja dapat ditujukan melalui salah satu prinsip dasarnya
untuk menjalankan usahanya, selain itu Ciputra dalam membangun, menambah tempat
hiburan selalu bepikir secara bijaksana. Dengan mengembangkan paññā bala yang
dimiliki, Ciputra membangun Taman Impian Jaya Anjol (TIJA) sampai memperoleh
kesuksesan sampai saat ini. Dalam membangun tempat-tempat hiburan yang baru
Ciputra memiliki suatu strategi, dan dengan bijaksana merencanakan serta
melakukan program yang telah ditentukan.
·
·
5
Mengembangkan Hasil Untuk Kemajuan Usaha
·
·
Setiap orang dalam melakukan pekerjaan tentunya memiliki tujuan
untuk mendapatkan penghasilan. Dengan melakukan pekerjaan secara sungguh-sungguh
maka akan memperoleh hasil yang maksimal. Penghasilan yang
diperoleh agar bermanfaat digunakan secara baik dan tepat.
·
Setiap orang mendapatkan penghasilan digunakan untuk
memenuhi kebutuhan dirinya sendiri, menujang kebutuhan keluarga, mengembangkan
usaha sehingga hasil yang diperoleh dapat bermanfaat. Seorang wirausaha apabila
mendapatkan laba atau penghasilan dibagi secara tepat dan benar sehingga dapat
mengembangkan usaha. Berwirausaha faktor utama adalah modal, sehingga dalam
mendapatkan keuntungan harus dibagi secara benar. Penghasilan dapat digunakan
untuk menambah modal usaha, sehingga usaha yang dijalankan akan tumbuh dan
berkembang. Dengan demikian seorang wirausaha harus mengunakan hasil yang
diperoleh dengan disiplin, tidak terlalu boros dan mendahulukan kebutuhkan dari
pada keingginan.
·
Berwirausaha dalam mendapatkan penghasilan dibagi secara tepat sehingga
dapat mengembangkan usaha. Hal ini dibagi menjadi empat bagian pertama
seperempat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seorang wirausaha
harus mengunakan penghasilan seperempat bagian untuk memenuhi kebutuhanya
sendiri dan kebutuhan keluarga, selanjutnya setengah bagian digunakan untuk
menambah modal untuk usaha. Dengan menambahkan setengah bagian dari penghasilan
kedalam modal kerja hal ini akan membuat usaha semakin tumbuh dan berkembang.
Semakin banyak modal serta mengelola keuangan usaha secara tepat dan teratur,
maka penghasilan akan maksimal. Seperempat bagian lagi disimpan untuk
kepentingan mendadak, berwirausaha tidak selama akan berjalan sesuai harapan
yang diinginkan, maka seperempat bagian ini dapat digunakan. Apabila mengalami
kebangkrutan tetap dapat menjalankan usaha.
·
Dalam berwirausaha penghasilan yang diperoleh
dapat dijadikan untuk menambah modal. Penghasilan yang peroleh lima puluh
persen dapat ditambahkan kedalam modal usaha. Modal dalam berwirausaha
merupakan salah satu faktor keberhasilan. Dengan menggunakan modal untuk
mengembangkan usahanya maka usaha yang dijalankan dapat tumbuh dan berkembang.
Penghasilan yang diperoleh agar bermanfaat, seorang wirausaha membagi menjadi
dibagi menjadi empat bagian. Setengah atau lima puluh persen untuk
mengembangkan usaha yang dijalankan. Dalam hal ini seorang wirausaha
dengan bijaksana menggunakan hasil dan mengembangkan hasil yang diperoleh untuk
kemajuan usaha.