Selasa, 09 Agustus 2011

Organisasi Formal dan Informal


Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional. Organisasi formal memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
  1. Terstruktur
  2. Kaku
  3. Terumuskan
  4. Tahan lama
Sebuah organisasi formal memiliki strukstur yang terumuskan dengan baik. Struktur ini menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas, dan tanggung jawabnya. Struktur yang ada juga menerangkan bagaimana bentuk saluran-saluran, dan melalui apa komunikasi berlangsung. Contoh organisasi formal adalah : Perusahaan, Badan Pemerintah, Sekolah, Negara
            Organisasi Informal kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Organisasi Informal memiliki ciri-ciri :
  1. Lepas
  2. Fleksibel
  3. Tidak terumuskan
  4. Spontan

Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar, maupun tidak sadar. Kerapkali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan-hubungan antara para anggota, bahkan tujuan-tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh Organisasi Informal : Arisan ibu-ibu, Orang-orang di kendaraan umum, sekumpulan penonton yang menyaksikan sepak bola

KEPEMIMPINAN


A.    PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Altalib ( 1996 ) dalam bukunya yang berjudul “ Panduan Latihan Bagi Juru Dakwah “ menyatakan bahwa kepemimpinan mengacu pada suatu proses untuk menggerakkan sekumpulan manusia menuju kesuatu tujuan yang telah ditetapkan dengan mendorong mereka bertindak dengan cara yang tidak memaksa. Jadi kepemimpinan adalah suatu peranan dan merupakan suatu proses untuk mempengaruhi orang lain.
Harold Koontz, Cyril O’Donnell dan Heinz Weihrich ( 1996 ) mendefenisikan kepemimpinan sebagai pengaruh, seni, atau proses mempengaruhi orang-orang sehingga mereka akan berusaha mencapai tujuan kelompok dengan kemauan dan antusias. Memimpin berarti membimbing, melaksanakan, mengarahkan dan mendahului.
Handoko ( 1995 ) menyatakan ada 3 implikasi penting yaitu:
1.      Kepemimpinan menyangkut orang lain, bawahan atau pengikut. Tanpa bawahan semua kualitas kepemimpinan seorang manajer akan menjadi tidak relevan.
2.      Kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang diantara para pemimpin dan anggota kelompok.
3.      Dapat memberikan pengarahan kepada para bawahan atau pengikut, pemimpin dapat juga mempergunakan pengaruh.
Kepemimpinan adalah bagian penting manajemen, tetapi tidak sama dengan manajemen. Sedangkan manajemen selain mencakup kepemimpinan juga mencangkup fungsi-fungsi lain seperti perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan.
B.     GAYA KEPEMIMPINAN
Harorld Koontz, Cyril O’Donnell dan Heinz Weihrich ( 1996 ) menyatakan bahwa para pemimpin menerapkan 3 gaya dasar wewenang yakni:
1.      Gaya kepemimpinan otokratis bersifat mengkomando dan dia mengharapkan kepatuhan, yang bersikap dogmatis dan positif, serta memimpin dengan kemampuan menahan atau memberi ganjaran dan hukum.
2.      Gaya kepemimpinan demokratis atau partisifatif bersifat konsultasi dengan bawahan tentang tindakan atau keputusan yang akan diambil serta mendorong keikutsertaan bawahan.
3.      Gaya kepemimpinan bebas kendali dimana pemimpin yang tidak banyak menggunakan kekuasaan atau wewenangnya dan memberikan sebanyak-banyaknya kepada bawahan untuk mandiri atau bebas kendali dalam pelaksanaan pekerjaannya.
Altalib ( 1996 ) memaparkan 4 gaya kepemimpinan yakni:
1.      Otokrat dengan ciri-ciri kurang mempercayai anggota kelompoknya, hanya mempercayai bahwa imbalan materi sajalah yang mendorong orang untuk bertindak, perintah yang dikeluarkan harus dilaksanakan tanpa pertanyaan.
2.      Otokrat yang baik dengan ciri-ciri memberikan perhatian kepada pengikut-pengikutnya, memberikan kesan seperti demokratis, senantiasa membuat keputusan sendiri.
3.      Demokrat dengan ciri-ciri membuat keputusan bersama dengan anggota kelompok, menerangkan sebab-sebab keputusan yang dibuat sendiri kepada kelompok.
4.      Laissez-faire dengan ciri-ciri tidak mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya, tidak menetapkan tujuan untuk kelompok, memperkecil komunikasi dan hubungan kelompok.
C.     KEPEMIMPINAN EFEKTIF
Altalib ( 1996 ) menyatakan kepemimpinan yang efektif adalah suatu proses untuk menciptakan wawasan, mengembangkan suatu strategi, membangun kerjasama dan mendorong tindakan. Selain itu ada yang dipaparkan yakni:
1.      Menciptakan wawasan untuk masa depan dengan mempertimbangkan kepentingan jangka panjang kelompok yang terlibat.
2.      Mengembangkan strategi yang rasional untuk menuju kearah wawasan tersebut.
3.      Memperoleh dukungan dari pusat kekuasaan yang kerjasama, persetujuan, kerelaan atau kelompok kerjanya dibutuhkan untuk menghasilkan pergerakan itu.
4.      Ketegasan atau kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan memecahkan masalah-masalah dengan cakap dan tepat.
5.      Kepercayaan diri atau pandangan terhadap dirinya sebagai kemampuan untuk menghadapi masalah.
6.      Inisiatif atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung, mengembangkan serangkaian kegiatan dan menemukan cara-cara terbaru atau inovasi.
Harold Koontz, Cyril O’Donnell dan Heinz Weihrich ( 1996 ) menuliskan bahwa E. Ghiselli menunjukan korelasi yang signifikan antara efektivitas kepemimpinan dengan ciri-ciri kecerdasan, kemampuan supervisi, inisiatif, kepercayaan pada diri sendiri dan individualitas dalam cara melaksanakan pekerjaan.
D.    KUALITAS KEPEMIMPINAN
Altalib ( 1996 ) menyatakan bahwa sifat-sifat yang diperlukan untuk menjadi pemimpin ada 3 sumber yakni:
1.      Sifat-sifat penelitian ilmiah
a.       Kesanggupan mental.
b.      Minat dan kemampuan yang luas.
c.       Mahir berkomunikasi.
d.      Matang.
e.       Kekuatan motivasi.
f.       Keterampilan sosial.
g.      Kemampuan administratif.
2.      Sifat-sifat pengalaman ekskutif
a.       Mutu.
b.      Ilmu pengetahuan.
c.       Keahlian.
3.      Sifat-sifat para pengikut
Kuat berfikir, adil, jujur, cakap, mempunyai pengetahuan tentang orang-orang, dapat melindungi diri sendiri dan orang lain, berani berterus terang atau terbuka, tegas, bermartabat, penuh perhatian terhadap orang lain dan bersifat menolong.
Intinya
            Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik individu maupun masyarakat. Dalam kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam susunan aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau organisasi. John C. Maxwell mengatakan bahwa inti kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan pengikut.
Menurut  James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:
1.       Pemimpin bekerja dengan orang lain. Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang diluar organisasi.
2.       Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas). Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas, menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.
3.     Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas. Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada  staf.  Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.
4.       Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual. Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan  lain. 
5.       Manajer adalah seorang mediator. Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).
6.       Pemimpin adalah politisi dan diplomat. Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.
7.       Pemimpin membuat keputusan yang sulit. Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.
Kesimpulan
Beberapa definisi kepemimpinan menggambarkan ‘asumsi’ bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi  orang, baik individu maupun kelompok. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama.   Karakteristik seorang pemimpin didasarkan pada prinsip-prinsip belajar seumur hidup, berorientasi pada pelayanan dan membawa energi positif.  Tujuan manajemen dapat tercapai bila organisasi memiliki memiliki pemimpin yang handal.

Sabtu, 06 Agustus 2011

Manajemen Industri Perikanan


A.    Definisi dan pengertian industri Perikanan.
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.
Sistem adalah suatu kesatuan elemen yang berdiri sendiri dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang berguna. Sedangkan Sistem Industri adalah kumpulan elemen masukan (Manusia, Material, Mesin, Money) dan lingkungan yang berdiri sendiri, tapi bila berinteraksi melakukan kegiatan produksi akan menghasilkan tujuan akhir yang bernilai tambah. Sistem Industri Perikanan yaitu suatu usaha di bidang perikanan yang berorientasi pada komersial dan tidak bisa berdiri sendiri yang mempunyai beberapa subsistem, antara lain pengadaan input termasuk sarana produksi, yaitu pengadaan bahan baku, teknologi proses, pemanfaatan dan pengolahan limbah, pemasaran, transportasi, fasilitas kelembagaan ekonomi dan non ekonomi.
Proses produksi hasil perikanan lebih kompleks dibanding proses produksi manufaktur.    




Proses Manajemen dalam Suatu Industri Akan Memberikan:
  1. Arah dan sistem nilai dan tujuan yang akan dicapai
  2. Struktur organisasi dikaitkan dengan hierarki, tanggung jawab dan  wewenang
  3. Perancangan, perencanaan, dan  pengendalian operasional yang  harus dilaksanakan
Sistem Industri Perikanan mempunyai beberapa subsistem:
  1. Bagaimana  pengadaan  input
  2. Bagaimana  mendapat bahan baku kontinyu dengan  kualitas stabil
  3. Mengupayakan teknologi penyimpanan yang  murah
  4. Memenuhi syarat subsistem teknologi proses yang  efektif dan  efisien
  5. Penanganan hasil perlu dilakukan sortasi dan  teknik pengepakan yang menarik
  6. Pengelolaan limbah
  7. Fungsi pemasaran yang  efektif  dan  efisien
Perbedaan Teknologi Industri dan  Manajemen Industri:
Teknologi Industri
Manajemen Industri
          Problem teridentifikasi dengan jelas
          Sub sistem material
          Faktor serba pasti
          Asumsi berlangsung secara kontinyu
          Data bisa dikembangakan dengan baik
          Keputusan diambil secara analitis
          Problem teridentifikasi kurang jelas
          Sub sistem manusia
          Banyak ketidakpastian
          Asumsi tidak berlaku secara kontinyu
          Data base tidak lengkap
          Keputusan diambil atas dasar intuisi

            Teknik industri perikanan  penekanannya dalam merencanakan, mengorganisir atau mengendalikan proses produksi, sehingga  istilahnya berubah menjadi teknik dan  manajemen industri. Sedangkan Profesi seorang sarjana teknik  dan  manajemen industri adalah bertanggung jawab merancang cara berproduksi sehingga tercapai sasaran yaitu mengembalikan investasi dengan kualitas yang optimal.

Elemen sistem aktifitas manusia:
  1. Proses produksi, prosedur
  2. Pengadaan dan  pengendalian bahan baku, mesin, peralatan
  3. Tataletak fasilitas, aliran bahan  dan  metode pemindahan bahan
  4. Desain area kerja
  5. Cara-cara perawatan, alat-alat, keselamatan dan kesehatan
Elemen sistem pengendalian manajemen:
  1. Sistem manajemen perancangan
  2. Prosedur peramalan, perencanaan dan  pengendalian produksi
  3. Perancangan keuangan
  4. Perancangan organisasi, alokasi SDM, peningkatan karier
  5. Perancangan kebutuhan material, sistem pengendalian persediaan, proses
B.     Jenis / macam-macam industri berdasarkan tempat bahan baku.
1.      Industri ekstraktif
Industri ekstraktif adalah industri yang bahan baku diambil langsung dari alam sekitar. Contoh : pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, dan lain lain.
2.       Industri nonekstaktif
Industri nonekstaktif adalah industri yang bahan baku didapat dari tempat lain selain alam sekitar.
3.      Industri fasilitatif
Industri fasilitatif adalah industri yang produk  utamanya adalah berbentuk  jasa yang dijual kepada para konsumennya. Contoh : Asuransi, perbankan, transportasi, ekspedisi, dan lain sebagainya.
C. Golongan / macam industri berdasarkan besar kecil modal
1. Industri padat modal
adalah industri yang dibangun dengan modal yang jumlahnya besar untuk kegiatan operasional maupun pembangunannya
2. Industri padat karya
adalah industri yang lebih dititik beratkan pada sejumlah besar tenaga kerja atau pekerja dalam pembangunan serta pengoperasiannya.
D.    Jenis-jenis / macam industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986
1. Industri kimia dasar                                                                                          contohnya seperti industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk, dsb
2. Industri mesin dan logam dasar                                                                        misalnya seperti industri pesawat terbang, kendaraan bermotor, tekstil, dll
3. Industri kecil                                                                                        
contoh seperti industri roti, kompor minyak, makanan ringan, es, minyak goreng curah, dll
4.   Aneka industri
misal seperti industri pakaian, industri makanan dan minuman, dan lain-lain.
E. Jenis-jenis / macam industri berdasarkan jumlah tenaga kerja
1. Industri rumah tangga
adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 1-4 orang.
2. Industri kecil
adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 5-19 orang.
3. Industri sedang atau industri menengah
adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 20-99 orang.
4. Industri besar
adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 100 orang atau lebih.
F. Pembagian / penggolongan industri berdasakan pemilihan lokasi
1. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada pasar (market oriented industry)
adalah industri yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi target konsumen. Industri jenis ini akan mendekati kantong-kantong di mana konsumen potensial berada. Semakin dekat ke pasar akan semakin menjadi lebih baik.
2. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada tenaga kerja / labor (man power oriented industry)
adalah industri yang berada pada lokasi di pusat pemukiman penduduk karena bisanya jenis industri tersebut membutuhkan banyak pekerja / pegawai untuk lebih efektif dan efisien.
3. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada bahan baku (supply oriented industry)
adalah jenis industri yang mendekati lokasi di mana bahan baku berada untuk memangkas atau memotong biaya transportasi yang besar.
G. Macam-macam / jenis industri berdasarkan produktifitas perorangan
1. Industri primer
adalah industri yang barang-barang produksinya bukan hasil olahan langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu
Contohnya adalah hasil produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, dan sebagainya.
2. Industri sekunder
industri sekunder adalah industri yang bahan mentah diolah sehingga menghasilkan barang-barang untuk diolah kembali.
Misalnya adalah pemintalan benang sutra, komponen elektronik, dan sebagainya.
3. Industri tersier
Adalah industri yang produk atau barangnya berupa layanan jasa.
Contoh seperti telekomunikasi, transportasi, perawatan kesehatan, dan masih banyak lagi yang lainnya.