A. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Altalib ( 1996 ) dalam bukunya yang berjudul “ Panduan Latihan Bagi Juru Dakwah “ menyatakan bahwa kepemimpinan mengacu pada suatu proses untuk menggerakkan sekumpulan manusia menuju kesuatu tujuan yang telah ditetapkan dengan mendorong mereka bertindak dengan cara yang tidak memaksa. Jadi kepemimpinan adalah suatu peranan dan merupakan suatu proses untuk mempengaruhi orang lain.
Harold Koontz, Cyril O’Donnell dan Heinz Weihrich ( 1996 ) mendefenisikan kepemimpinan sebagai pengaruh, seni, atau proses mempengaruhi orang-orang sehingga mereka akan berusaha mencapai tujuan kelompok dengan kemauan dan antusias. Memimpin berarti membimbing, melaksanakan, mengarahkan dan mendahului.
Handoko ( 1995 ) menyatakan ada 3 implikasi penting yaitu:
1. Kepemimpinan menyangkut orang lain, bawahan atau pengikut. Tanpa bawahan semua kualitas kepemimpinan seorang manajer akan menjadi tidak relevan.
2. Kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang diantara para pemimpin dan anggota kelompok.
3. Dapat memberikan pengarahan kepada para bawahan atau pengikut, pemimpin dapat juga mempergunakan pengaruh.
Kepemimpinan adalah bagian penting manajemen, tetapi tidak sama dengan manajemen. Sedangkan manajemen selain mencakup kepemimpinan juga mencangkup fungsi-fungsi lain seperti perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan.
B. GAYA KEPEMIMPINAN
Harorld Koontz, Cyril O’Donnell dan Heinz Weihrich ( 1996 ) menyatakan bahwa para pemimpin menerapkan 3 gaya dasar wewenang yakni:
1. Gaya kepemimpinan otokratis bersifat mengkomando dan dia mengharapkan kepatuhan, yang bersikap dogmatis dan positif, serta memimpin dengan kemampuan menahan atau memberi ganjaran dan hukum.
2. Gaya kepemimpinan demokratis atau partisifatif bersifat konsultasi dengan bawahan tentang tindakan atau keputusan yang akan diambil serta mendorong keikutsertaan bawahan.
3. Gaya kepemimpinan bebas kendali dimana pemimpin yang tidak banyak menggunakan kekuasaan atau wewenangnya dan memberikan sebanyak-banyaknya kepada bawahan untuk mandiri atau bebas kendali dalam pelaksanaan pekerjaannya.
Altalib ( 1996 ) memaparkan 4 gaya kepemimpinan yakni:
1. Otokrat dengan ciri-ciri kurang mempercayai anggota kelompoknya, hanya mempercayai bahwa imbalan materi sajalah yang mendorong orang untuk bertindak, perintah yang dikeluarkan harus dilaksanakan tanpa pertanyaan.
2. Otokrat yang baik dengan ciri-ciri memberikan perhatian kepada pengikut-pengikutnya, memberikan kesan seperti demokratis, senantiasa membuat keputusan sendiri.
3. Demokrat dengan ciri-ciri membuat keputusan bersama dengan anggota kelompok, menerangkan sebab-sebab keputusan yang dibuat sendiri kepada kelompok.
4. Laissez-faire dengan ciri-ciri tidak mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya, tidak menetapkan tujuan untuk kelompok, memperkecil komunikasi dan hubungan kelompok.
C. KEPEMIMPINAN EFEKTIF
Altalib ( 1996 ) menyatakan kepemimpinan yang efektif adalah suatu proses untuk menciptakan wawasan, mengembangkan suatu strategi, membangun kerjasama dan mendorong tindakan. Selain itu ada yang dipaparkan yakni:
1. Menciptakan wawasan untuk masa depan dengan mempertimbangkan kepentingan jangka panjang kelompok yang terlibat.
2. Mengembangkan strategi yang rasional untuk menuju kearah wawasan tersebut.
3. Memperoleh dukungan dari pusat kekuasaan yang kerjasama, persetujuan, kerelaan atau kelompok kerjanya dibutuhkan untuk menghasilkan pergerakan itu.
4. Ketegasan atau kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan memecahkan masalah-masalah dengan cakap dan tepat.
5. Kepercayaan diri atau pandangan terhadap dirinya sebagai kemampuan untuk menghadapi masalah.
6. Inisiatif atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung, mengembangkan serangkaian kegiatan dan menemukan cara-cara terbaru atau inovasi.
Harold Koontz, Cyril O’Donnell dan Heinz Weihrich ( 1996 ) menuliskan bahwa E. Ghiselli menunjukan korelasi yang signifikan antara efektivitas kepemimpinan dengan ciri-ciri kecerdasan, kemampuan supervisi, inisiatif, kepercayaan pada diri sendiri dan individualitas dalam cara melaksanakan pekerjaan.
D. KUALITAS KEPEMIMPINAN
Altalib ( 1996 ) menyatakan bahwa sifat-sifat yang diperlukan untuk menjadi pemimpin ada 3 sumber yakni:
1. Sifat-sifat penelitian ilmiah
a. Kesanggupan mental.
b. Minat dan kemampuan yang luas.
c. Mahir berkomunikasi.
d. Matang.
e. Kekuatan motivasi.
f. Keterampilan sosial.
g. Kemampuan administratif.
2. Sifat-sifat pengalaman ekskutif
a. Mutu.
b. Ilmu pengetahuan.
c. Keahlian.
3. Sifat-sifat para pengikut
Kuat berfikir, adil, jujur, cakap, mempunyai pengetahuan tentang orang-orang, dapat melindungi diri sendiri dan orang lain, berani berterus terang atau terbuka, tegas, bermartabat, penuh perhatian terhadap orang lain dan bersifat menolong.
Intinya
Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik individu maupun masyarakat. Dalam kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam susunan aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau organisasi. John C. Maxwell mengatakan bahwa inti kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan pengikut.
Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:
1. Pemimpin bekerja dengan orang lain. Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang diluar organisasi.
2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas). Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas, menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.
3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas. Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.
4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual. Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.
5. Manajer adalah seorang mediator. Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).
6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat. Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.
7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit. Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.
Kesimpulan
Beberapa definisi kepemimpinan menggambarkan ‘asumsi’ bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang, baik individu maupun kelompok. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama. Karakteristik seorang pemimpin didasarkan pada prinsip-prinsip belajar seumur hidup, berorientasi pada pelayanan dan membawa energi positif. Tujuan manajemen dapat tercapai bila organisasi memiliki memiliki pemimpin yang handal.