Jumat, 02 November 2012

KELEMBAGAAN PERIKANAN


Lokasi                                 : Dusun V Desa Kuta Baru Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai.
Waktu pengumpulan data    : 04 Mei 2012
Tehnik pengumpulan data    : - Wawancara yaitu dengan menanyakan langsung kepada Responden.
-    Pengamatan yaitu dengan mengamati keadaan Kelompok Pembudiyaan Ikan.
Kelembagaan Informal
Keanggotaan pada kelembagaan informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan kelembagaan yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh kelembagaan informal adalah pertemuan tidak resmi seperti nonton bareng, anak-anak muda yang lagi nongkrong. kelembagaan informal dapat dialihkan menjadi kelembagaan formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan. Selain itu, kelembagaan juga dibedakan menjadi kelembagaan primer dan kelembagaan sekunder menurut Hicks:
  • Kelembagaan Primer, organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan emosional anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi timbal balik dan bukan pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari kelembagaan semacam ini adalah keluarga-keluarga tertentu.
  • Kelembagaan Sekunder, kelembagaan sekunder memuat hubungan yang bersifat intelektual, rasional, dan kontraktual. Kelembagaan seperti ini tidak bertujuan memberikan kepuasan batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena dapat menyediakan alat-alat berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya. Sebagai contoh kelembagaan ini adalah kontrak kerjasama antara majikan dengan calon karyawannya dimana harus saling setuju mengenai seberapa besar pembayaran gajinya.
Profil Kelompok Pembudidayaan Ikan ( Selancar )
v  Berdiri pada tahun      : 2010
v  Ketua Kelompok         : Sugiono
v  Bendahara                   : Pariono
v  Seketaris                      : Samsuri
v  Komoditi                     : Pembesaran Ikan Lele
v  Luas Lahan                 : 6 Hektar
Kelompok Pembesaran Ikan Lele ini berjumlah sebanyak 11 anggota dari total keseluruhannya, anggota kelompok merupakan masyarakat disekitar lingkungan usaha pembesaran ikan lele. Sehingga memudahkan dalam pengawasan kolam, pemberian pakan serta dalam hal mengadakan rapat. Rata-rata anggota sudah menikah, sedangkan usaha ini hanya sebagai usaha sampingan, usaha utamanya bertani ( petani padi ),berjualan dan sebagainya. Kelompok ini mendapat bantuan dari pemerintah awalnya berupa pembuatan kolam sebanyak 40 (empat puluh) kolam, 11 ( sebelas ) terpal dan 66.000 ( enam puluh enam ribu ) bibit ikan lele, sedangkan bantuan uang tunai yang pernah diterima kelompok sebesar Rp 100.000.000 ( seratus juta rupiah ). Di kota bedagai tedapat 16 kelompok  sehingga dapat katakan Kota Minapolitan karena telah mendapatkan Surat Keputusan dari Menteri, sedangkan kelompok pembudidayaan ikan (sekancar) baru mendapatkan surat keputusan dari desa.
Di kelompok ini sering diadakan penyuluhan dari pihak dinas perikanan setiap seminggu sekali, sanksi dan peraturan dikelompok ini bersifat lisan dan terbuka. Untuk semua kegiatan kelompok bersifat terbuka untuk semua anggota tidak ada ditutupi ini pengakuan dari anggota kelompok pembesaran ikan lele. Sistem/ cara budidaya bersifat terus menurus maksudnya kalau ada kolam yang kosong langsung diisi ikan lagi sehingga tidak ada kolam yang kosong/ tidak digunakan, semuanya berisi ikan dan sistem pembesaranya berupa roling tidak bersamaan hal ini untuk mencegah terjadinya kelebihan ikan dipasaran sehingga harga tidak terjadi anjlok.
Analisis Dinamika Kelompok
1. Pendekatan Sosiologis
Tujuan kelompok/ keberadaan tujuan dalam kelompok petani ini tidak tertulis, walaupun diketahui oleh semua anggota. Penyusuna dan penetapan tujuan dibuat dan disepakati bersama, melibatkan semua anggota. Kejelasan tujuan bagi anggota adalah jelas bagi semua anggota. Tujuan sesuai dengan dengan kebutuhan anggota. Seluruh anggota memahami dan menghayati tujuan kelompok, jenjang sosial cukup jelas dan tegas, Peran status/ kedudukan cukup jelas dan tegas. Kejelasan ketegasan kekuasaan cukup jelas dan tegas kepercayaan yang dianut sangat  mendukung pencapaian tujuan kelompok, keberadaan sanksi bagi anggota secara tidak tertulis, diketahui oleh semua anggota, kejelasan dan ketegasan sanksi bagi anggota cukup jelas dan tegas dan berlaku sama bagi semua anggota kelompok, keberadaan norma cukup jelas dan tegas bagi anggota dan berlaku bagi semua anggota kelompok anggota. Keberadaan sentimen kadang kala muncul dalam perilaku positif anggota, sedangkan sentimen negatif jarang sekali terjadi. Ketersediaan berbagai kemudahan jarang tersedia dalam jumlah memadai. Penggunaaan fasilitas selalu digunakan secara maksimal, keberadaan tegangan dan himpitan yang memperkuat persatuan dan kesatuan sesama anggota tidak pernah ada.
Interaksi antar sesama anggota dalam pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan kelompok selalu lancar dan efektif, pemeliharaan batas-batas sosial kelompok dengan lingkungannya terpelihara dengan baik dan efektif, jalinan suatu kelompok dengan kelompok lain terjalin walaupun kurang efektif. Proses pengembangan fungsi-fungsi sosial atau hubungan-hubungan sosial dikembangkan subkelompok yang memiliki jalinan yang baik, proses pembelajaran atau pewarisan nilai-nilai kelompok kepada setiap anggota berjalan dengan baik dan efektif, proses pengawasan berjalan dengan baik dan efektif terhadap perilaku setiap anggota agar tidak menyimpang dari aturan.
2. Pendekatan PSIKO-SOSIAL
Keberadaan tujuan kelompok bersifat tertulis dan terbuka untuk semua anggota. Penyusuna dan penetapan tujuan dibuat bersama, melibatkan semua anggota, kejelasan tujuan bagi anggota jelas bagi semua anggota, tujuan sesuai dengan anggota dan dipahami serta dihayati oleh seluruh anggota, struktur kelompok cukup jelas dan tegas, kejelasan kedudukan, hak, kewajiban dalam struktur kelompok cukup jelas dan tegas. Pembinaan selalu diupayakan dan efektif, untuk kekompakan kelompok serta keterikatan cukup kuat dan cukup kompak, sedangkan suasana kelompok cukup kondusif. Tekanan dan tegangan dalam kelompok tidak perna hada, sedangkan keefektifan kelompok didalam mencapai tujuan cukup efektif sedangkan tujuan-tujuan agenda terselubung tidak pernah ada.
Perhitungan untuk pendekatan sosiologis
Jumlah item  : 26
Skor terendah : 26 x 1 =26
Skor tertinggi   : 26 x 3 = 78
Jumlah kategori  : 3
Kisaran skor : 78-26 – 1 = 17
                            3
Kategori
1.      kurang dinamis  : kisaran skor 26 s/d 43
2.      Dinamis               : kisaran skor 44 s/d 61
3.      Sangat dinamis    : kisaran skor 62 s/d 78
            Dari perhitungan dan data yang diperoleh dari kelompok pembudidayaan ikan diperoleh skor 62 jadi dapat dikategorikan kelompok ini sangat dinamis.

Tidak ada komentar: